New York, (tvOne)
Harga minyak sedikit lebih tinggi pada Rabu (3/6) di New York pada perdagangan yang berombak, terangkat oleh kenaikan saham di Wall Street. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Juli, naik 28 sen menjadi ditutup pada 72,86 dolar per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli berakhir 1,04 dolar lebih tinggi pada 73,75 dolar. "Perdagangan gelisah (di pasar minyak) sekarang ada di sini karena kami terus mengikuti jalan pasar-pasar yang lebih luas dan ayunan dalam sentimen risiko global," kata analis VTB Capital Andrey Kryuchenkov.
Dibuka sedikit menurun, pasar minyak berjangka New York cepat pulih dari kerugian kemudian menghabiskan sisa sesi perdagangan dengan berubah-ubah. Harga minyak memperoleh dukungan dari Wall Street, yang bergerak naik tajam pada paruh kedua sesi.
"Minyak adalah yang paling berhubungan erat dengan pasar ekuitas di antara komoditas," kata Ellis Eckland, seorang analis independen. "Ekuitas yang lebih tinggi berarti lebih tertarik pada aset berisiko, di komoditas, sebuah prospek ekonomi yang lebih baik," katanya.
Tapi, katanya, "jelas ada uang mengalir keluar dari komoditi" di saat, kontrak minyak hanya mencatat naik sedikit ketika Wall Street membuat keuntungan yang kuat.
Eckland mengatakan, pasar minyak fokus pada masalah ekonomi makro dan "Tampaknya mengabaikan perkembangan yang sangat bullish di Teluk Meksiko: keberlanjutan tumpahan minyak, moratorium pengeboran, sebuah potensi yang dapat diperpanjang."
Faktor-faktor itu "sangat bullish pada basis jangka panjang". Phil Flynn dari PFG Best mengatakan, harga minyak telah difokuskan pada masalah lainnya. "Anda tahu, hal-hal sederhana seperti apakah atau tidak zona euro akan jatuh, dan apakah ekonomi global akan masuk ke dalam ganda double-dip dan apakah China dapat membawa pemulihan ekonomi seluruh dunia."
Flynn mengatakan, pasar tidak bereaksi karena tidak pernah dihitung dengan pasokan minyak dari rig pengeboran BP. "Pasar telah fokus pada permintaan dan harapan dolar AS yang telah mengembalikan beberapa posisinya terhadap mata uang euro yang terpukul."
Pasar menunggu laporan mingguan persediaan energi pemerintah AS, negara konsumen energi terbesar dunia. Laporan, biasanya diterbitkan pada Rabu, ditunda sehari karena Senin hari libur publik "Memorial Day".
SUMBER : http://ekonomi.tvone.co.id/
Rabu, 02 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar