Mufti Dagestan, Ahmad Muhamad Abdullah, dan miliarder Muslim Rusia, Abusupyan Kharkharov, meminta bantuan Indonesia untuk mengadakan pelatihan manajemen haji.
Permintaan itu disampaikannya seiring dengan meningkatnya jumlah haji di Rusia yang menuntut penanganan lebih serius, ujar Cousellor Pendidikan, Penerangan, dan Sosial Budaya KBRI Moskow M. Aji Surya dalam keteranganya kepada koresponden Antara London, Kamis (3/6/2010).
Hal itu terungkap dalam pertemuan Mufti Dagestan, Ahmad Muhamad Abdullah, bersama miliarder Muslim Rusia, Abusupyan Kharkharov, dan Dubes Hamid Awaludin yang langsung menyanggupi permintaan pelatihan manajemen haji dari Indonesia.
Selain terus mencari format yang pas, beberapa kantong Muslim di Rusia telah meminta Dubes RI Hamid Awaludin untuk menyiapkan pelatihan haji bagi mereka.
Setengah tahun lalu, Mufti Tatarstan juga meminta hal serupa. "Nanti setelah melakukan pelatihan di Kazan, Tatarstan, segera pindah ke Dagestan," ujarnya.
Kedutaan Besar Republik Indonesia Moskow juga menggandeng Kementerian Agama Jakarta serta salah satu perusahaan ONH plus untuk memberikan pelatihan haji di Rusia pada akhir bulan Juni.
Direktur Jenderal Haji dan Umrah beserta beberapa stafnya menyampaikan kesanggupannya, dan kini tinggal mengatur jadwal karena kemungkinan besar pelatihan akan berkembang di tiga kota, yakni Moskow, Kazan, dan Dagestan.
Hal-hal yang ingin dilakukan terkait dengan persiapan, seperti pembayaran, pendaftaran, manasik, "booking" penginapan, dan penerbangan. Kemudian masalah keberangkatan dari berbagai daerah, mulai penginapan hingga penerbangan, dan juga pelaksanaan di Tanah Suci serta pengembalian jemaah ke kampung halaman.
Semua itu, kata dia, sangat penting mengingat Muslim di Rusia tersebar di berbagai daerah yang wilayahnya lebih luas daripada Indonesia. "Karakternya hampir mirip Indonesia," ujarnya.
Menurut Abusupyan, jemaah haji dari Indonesia dikenal sangat ramah, santun, dan patuh atas berbagai peraturan yang ditetapkan. "Meskipun jumlahnya sangat besar, tetap rapi dan tidak menunjukkan sikap-sikap yang negatif.
"Nanti setelah mendapat pelatihan, jemaah kami juga akan sebagus Indonesia," ujarnya.
Gairah Muslim di Rusia dalam beberapa tahun terakhir memang sedang pasang. Semangat beragama, khususnya dalam pendirian masjid dan ibadah haji, menjadi tren masyarakat setempat.
"Kerinduan transendental yang sempat dilarang selama 70 tahun lebih terus memuncak di beberapa tahun terakhir," katanya.
Disebutkan, warga Rusia yang beragama Islam sekitar 24 juta orang, dan mereka yang menunaikan ibadah haji meningkat setiap tahunnya. Pada tahun lalu, misalnya, naik 6.000 orang atau menjadi 35 ribu haji. Umumnya mereka berasal dari Dagestan, Tatastan, dan Moskow.
Dubes Hamid Awaludin menggarisbawahi kegiatan pelatihan yang akan dijalankan tersebut merupakan salah satu dari bagian berdiplomasi sesuai dengan kebutuhan pasar.
"Inilah salah satu cara untuk mendekatan kedua umat yang dahulu sempat terbelah dan bahkan tidak saling mengenal," katanya.
Rabu, 02 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar